Tuesday, February 27, 2018

KESEIMBANGAN PANAS : LATIHAN DISAAT PANAS DAN DINGIN

Sport_Medicine_Online

Keseimbang panas diperoleh ketika terjadi kesamaan jumlah panas yang hilang dengan yang diproduksi atau didapatkan. Panas hilang dari tubuh melalui konveksi, konduksi, radiasi dan evaporasi. Konveksi di definisikan sebagai transfer panas dari satu tempat ke tempat lainnya dengan bergerak melalui zat penghantar panas (contohnya udara). Konduksi adalah panas yang bertukar diantara dua objek yang berbeda temperatur dengan saling melakukan kontak secara langsung . Radiasi meliputi transfer panas antara dua objek melalui gelombang elektromagnetik. Panas yang hilang akibat evaporasi merupakan hasil dari perubahan satu cairan (contohnya keringat) menjadi uap. Panas yang diperoleh oleh tubuh sebagian besar  melalui proses metabolisme, tetapi panas mungkin juga diperoleh oleh tubuh dari lingkungan yang mengalami radiasi, konveksi, dan konduksi.

Fungsi dari sistem termoregulatori adalah untuk mempertahankan  temperatur tubuh bagian dalam  agar relatif konstan disaat istirahat maupun disaat latihan. Komponen dasar sistem termoregulatori adalah (1). reseptor panas yang berada di hipotalamus salah satu bagian otak dan di Kulit, (2). Efektor panas  atau organ seperti otot skeletal, otot halus pada  arteri, kelenjar keringat dan dikelenjar endokrin, (3). Sebuah Pusat regulatori panas berada di hipotalamus yang mengkordinasikan informasi masuk yang berasal dari reseptor dengan regulasi tindakan yang dikeluarkan oleh organ efektor.
 Hal utama yang menandakan tubuh kehilangan panas selama latihan atau terjadi pengeluaran panas adalah (1)  Pengaturan sirkulasi yang meningkatkan ailran darah pada kulit dengan yang  dihasilkan dari vasodilatasi pada kulit,  (2). Evaporasi yang dingin yang merupakan hasil dari peningkatan sekresi keringat.  Panas di bagian dalam tubuh dihasilkan sebagian besar oleh hati dan otot skeletal dilakukan oleh darah (sirkulasi konveksi) menuju permukaan dimana konduksi, konveksi, radiasi dan partikular evaporasi terjadi. Darah yang telah didinginkan kemudian kembali ke warmer core dan siklus diulangi.

Panas yang berbahaya selama latihan ditunjukan tidak hanya dengan penurunan performa kerja, tetapi juga dengan kecenderungan terjadinya penyakit panas. Gangguan ini dikategorikan dalam urutan yang kejadiannya meningkat dikenal sebagai (1) heat cramps, (2) heat syncope, (3) heat exhaustion kekurangan air, (4) heat exhaustion kekurangan garam, (5) heat stroke. Paling sering yang menjadi denominator untuk semua gangguan ini  adalah (1) Pengeluaran panas, (2) kehilangan air, (3) penyimpanan panas, biasanya digambarkan dengan besarnya temperatur dalam tubuh. Meskipun begitu, satu faktor utama yang paling penting, berdasarkan standar klinis, adalah hilangnya cairan tubuh. Juga kurangnya perhatian terhadap heat cramps, heat syncope, dan heat exhaustion dapat menyebabkan terjadi heat stroke dan akhirnya terjadi kematian karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada sistem saraf pusat.

Gangguan panas pada atlet dapat di kurangi secara signifikan melalui: (1) Pergantian air dan elektrolit yang cukup, (2) penyesuaian terhadap panas, (3) mengetahui limitasi yang dikenakan dengan menggabungkan latihan, pakaian dan panas lingkungan.

Respon individu terhadap dingin terjadi melalui cara fisiologis dan tingkah laku. Respon fisiologis antara lain vasokonstriksi sekeliling tubuh, thermogenesis tanpa menggigil, menggigil, piloeraksi. Respon tingkah laku seperti menggunakan pakaian yang sesuai, menghindari dingin, dan mengubah tingkat aktivitas fisik. Jaringan paru biasanya tidak mengalami bahaya pembekuan karena udara dikondisikan sebelumnya dapat mencapai jaringan paru. Kepala yang tidak terlindungi dapat menjadi penyebab yang signifikan hilangnya panas selama latihan. Walaupun, itu mungkin tidak melebihi 20 % dari total panas yang hilang. Jumlah energi kerja submaksimal ditingkatkan dikarenakan menggigil sewaktu latihan. Kosumsi oksigen maksimal tidak terpengaruh  kecuali temperatur inti berkurang.

windchill merupakan konsep yang penting karena memberikan sarana yang mengkalkulasikan panas yang hilang dari tubuh. Kecepatan angin dan temperature faktor penting untuk mengukur windchill. Dua konsep pengeluaran dingin adalah radang dingin dan hipotermia. Tubuh manusia membeku ketika temperature mencapai antara -20 dan -60 C. Hipotermia dapat terjadi dibawah kondisi yang dikategorikan sebagai ringan. Faktor penting untuk toleransi dingin diantaranya adalah area permukaan tubuh, simpanan cadangan lemak, umur, kebugaran fisik. Jenis kelamin yang berbeda muncul mejadi faktor yang terkait.

Atlet mungkin beradaptasi terhadap musim dingin melalui aktivitas harian. Dengan pakaian yang sesuai, atlet juga dapat berlatih dengan sukses di lingkungan yang dingin.

(Chafter 17 : Translate By Fox,1 993)

Share this

0 Comment to "KESEIMBANGAN PANAS : LATIHAN DISAAT PANAS DAN DINGIN"

Post a Comment