Tuesday, February 13, 2018

PEMBESARAN DAN PENGECILAN OTOT

Sport_Medicine_Online

PENDAHULUAN

      Pada manusia, sebagian besar otot mengandung campuran ketiga jenis serat; presentase tiap-tiap jenis ditentukan oleh jenis aktivitas yang dilakukan oleh otot yang bersangkutan. Pada otot-otot yang mengkhususkan diri untuk mempertahankan kontraksi intensitas rendah dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan, misalnya otot-otot punggung dan tungkai yang menunjang berat tubuh melawan gaya tarik bumi, ditemukan serat-serat oksidatif lambat dalam proporsi besar. Dominasi serat-serat glikolitik cepat dijumpai pada otot-otot lengan, yang beradaptasi untuk melaukan gerakan-gerakan yang kuat dan cepat misalnya mengangkat benda berat.
    Pada keadaan tertentu atau tujuan tertentu akan dijumpai banyak kasus  atau kejadian yang menyabkan otot mengalami pembesaran dan pegecilan, dimana keadaan tersebut bisa merupakan keadaan yang diinginkan atau merupakan komplikasi dari penyakit. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang kejadian pembesaran dan pengecilan otot.

      A.PEMBESARAN OTOT
    Ukuran otot dapat ditingkatkan dengan olahraga berintensitas tinggi, berdurasi singkat, dan anaerobik secara teratur, misalnya angkat beban. Pembesaran otot terjadi karena dua hal: hipertrofi (utama) dan hiperplasia (sedikit).

     Hipertrofi
     Peningkatan diameter dari serat-serat glikolitik-cepat yang direkrut selama otot berkontraksi kuat. Sebagian besar serat menebal sebagai akibat peningkatan sintesis filamen aktin dan miosin, yang memungkinkan peningkatan kesempatan jembatan silang berinteraksi dan meningkatkan kekuatan kontraktil otot. ( Sherwood , 2001 )
    Hipertrofi adalah pembesaran atau pertambahan massa total suatu otot. Semua hipertrofi adalah akibat dari peningkatan jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap serat otot, jadi menyebabkan pembesaran masing-masing serat otot, yang secara sederhana disebut hipertrofi serat.  ( Guyton, 2006)
     Peristiwa ini biasanya terjadi sebagai respon terhadap suatu kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal atau hampir maksimal. Bagaimana kontraksi otot yang sangat kuat dapat menimbulkan hipertrofi? Telah diketahui bahwa selama terjadi hipertrofi, sintesis protein kontraktil otot berlangsung jauh lebih cepat daripada kecepatan penghancurnya, sehingga menghasilkan jumlah filamen aktin dan miosin yang bertambah banyak secara progesif di dalam miofibril. Kemudian miofibril itu sendiri akan memecah di dalam setiap serat otot untuk membentuk miofibril yang baru. Jadi, peningkatan jumlah miofibril tambahan inilah yang terutama menyebabkan serat otot menjadi hipertrofi.
      Secara fisiologis, latihan tidak boleh terjadi hipertrofi. Hal ini dikarenakan bahwa jika terjadi hipertrofi maka energi yang dibutuhkan semakin besar dan dapat mengakibatkan kelelahan otot (terjadi penumpukan asam laktat). Semakin banyak asam laktat, konsentrasi H+ meningkat , dan pH menurun. Peningkatan konsentrasi ion H+ akan menghambat kegiatan fosfofruktoksinase, enzim yang terlibat dalam glikolisis sehingga mengurangi penyediaan ATP untuk energi.

Hiperplasia
    Sel-sel otot tidak mampu membelah secara mitosis, tetapi bukti-bukti eksperimental mengisyaratkan bahwa serat yang sangat membesar dapat terputus menjadi dua di tengahnya, sehingga terjadi peningkatan jumlah serat (splitting). ( Sherwood, 2001 ).
       Perubahan-perubahan adaptif yang terjadi di otot rangka secara bertahap berbalik ke keadaan semula dalam periode beberapa bulan apabila program latihan teratur yang menimbulkan perubahan itu dihentikan. 
     Hiperflasia adalah pembengkakan jaringan yang berlebihan. Pada kondisi yang jarang yaitu pada pembentukan kekuatan otot yang ekstrem, selain proses hipertrofi serat, telah diamati terjadi juga peningkatan jumlah serat otot yang sesungguhnya, tetapi hanya beberapa persen saja. Peningkatan jumlah serat ini disebut hiperflasia serat.
     Hiperflasia terjadi akibat rangsangan zat karsinogenik atau bahan kimia yang dapat menyebabkan timbulnya kanker karena pembesaran otot yang abnormal. Yaitu adanya mutasi pada otot (pembelahan mitosis pada otot) sehingga terjadi peningkatan atau penambahan jaringan. Sel-sel yang berpotensi menyebabkan kanker, dapat berpindah-pindah ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan getah bening (sistem limfatik).

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hiperplasia :
·         Radiasi : sinar X dan sinar gamma
·         Bahan Kimia : pewarna anilin dan asap rokok
·         Bahan iritan fisik : terjadi pada saluran pencernaan
·         Genetik

     Hiperflasia dapat menyebabkan terjadinya anemia, karena terjadi angiogenik pada sel-sel kanker, yaitu pembentukan pembuluh darah baru pada kanker. Sehingga suplai darah yang dibutuhkan oleh jaringan diseluruh tubuh, diambil dan digunakan untuk mensuplai kanker.

       HIPERTROFI Versus HIPERPLASI
   Antara hipertrofi dan hiperflasia tidak ada hubungan, karena terjadinya hipertrofi akibat dari kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal (secara nomal). Otot akan mengalami pembesaran. Sedangkan hiperflasia, terjadi akibat rangsangan zat-zat karsinogenik yang dapat menyebabkan timbulnya kanker. Proses terjadinya hiperflasia dari normal menjadi abnormal. Otot akan mengalami pembelahan secara mitosis, kemudian mengalami pembesaran.

B.PENGECILAN OTOT / ATROFI
   Atrofi adalah pengecilan dari jaringan tubuh yang telah mencapai ukuran normal. Mengecilnya alat tubuh tersebut terjadi karena sel-sel spesifik yaitu sel-sel parenchym yang menjalankan fungsi alat tubuh tersebut mengecil. ( Sherwood, 2001 )

Macam - macam atrofi :

1. Atrofi fisiologis : alat tubuh yang dapat mengecil atau menghilang sama sekali selama  masa perkembangan atau kehidupan . mis: pengecilan kelenjar thymus, ductus  omphalomesentricus , ductus thyroglossus.
2. Atrofi Senilis : mengecilnya alat tubuh pada orang yang sudah berusia lanjut (aging process).
3. Atrofi setempat (local atrophy) : atrofi setempat akibat keadaan-keadaan tertentu.
4. Atrofi inaktifitas (Disuse atrophy) : atropi yang terjadi akibat in aktifitas otot-otot yang     mengakibatkan otot-otot tersebut mengecil. Mis. pada kelumpuhan otot akibat   hilangnya persarafan seperti pada poliomyelitis (atrophy neurotrofik).
5. Atrofi Desakan (pressure atrophy) : yang terjadi karena desakan yang terus-menerus   atau desakan untuk wakru yang lama dan mengenai suatu alat tubuh atau jaringan mis: 
• Atrofi desakan fisiologis : pada gusi akibat desakan gigi yang mau tumbuh (pada  anak-anak).
• Atrofi desakan patologis : pada sternum akibat aneurisma aorta. Pelebaran aorta di daerah substernal akibat syphilis. Akibat desakan yang tinggi dan terus   menerus mengakibatkan sternum menipis.
6. Atrofi Endrokin : terjadi pada alat tubuh yang aktifitasnya bergantung pada rangsang
    hormon.

    Pada sumber lain dikatakan bahwa berdasarkan penyebabnya, atrofi dibagi atas :
1. Atrofi Neurogen : akibat dari kelumpuhan saraf mis. pada orang yang lumpuh.
2. Atrofi Vaskuler : akibat dari gangguan sirkulasi darah, mis. pengecilan otak karena  arteriosklerosis, pada usia lanjut.
3. Disuse Atrofi : akibat dari tidak dipergunakan dalam waktu yang lama, mis. pada    orangsakit yang harus berbaring lama di tempat tidur.
4. Atrofi Endokrin : akibat dari pengaruh hormon, mis. pengecilan payudara pada wanita   lanjut karena produksi hormon yang berkurang.

Sumber lain lagi menyebutkan adanya Disuse atrophy dan Denervasi Atropy adalah cara suatu atropi bisa terjadi. ( Sherwood, 2001 )

           Disuse atrophy
       Atrofi otot rangka adalah perubahan akibat tidak digunakan, seoerti immobilisasi,denervasi,, aging, dan berbagai penyakit dan stress. Karakteristiknya berkurangnya proteinkonten, diameter serat, gaya yang dihasilkan, dan kethanan terhadap kelelahan.. terjadi akibatdegradasi protein lajunya lebih cepat daripada sintesisnya.berbagai jalur persinyalan menujuatrofi telah dipelajari, diantaranya jalur persinyalan myostatin, protein famili TGF,ekspression meningkat pada beebrapa kasus atrfi, glukokortikoidmenginduksi proteolisisprotein otot 
       Terjadi jika suatu otot tidak digunakan dalam jangka waktu lama walaupun persarafannya utuh, seperti ketika seseorang harus menggunakan gips atau berbaring untuk jangka waktu lama.

Atrofi denervasi
     Terjadi setelah pasokan saraf ke suatu otot terputus. Apabila otot dirangsang secara listrik sampai persarafan dapat dipulihkan, seperti pada regenerasi saraf perifer yang terputus, atrofi dapat dihilangkan tetapi tidak dapat dicegah seluruhnya. Aktifitas kontraktil itu sendiri jelas berperan penting dalam mencegah atrofi; namun, faktor-faktor yang belum sepenuhnya dipahami yang dikeluarkan dari ujung-ujung saraf aktif, yang mungkin terkemas bersama dengan vesikel asetilkolin, tampaknya berperan penting dalam integritas dan pertumbuhan jaringan otot.
      Apabila suatu otot mengalami kerusakan, dapat terjadi perbaikan secara terbatas, walaupun sel-sel otot tidak dapat membelah diri secara mitosis untuk menggantikan sel-sel yang hilang. Di dekat permukaan otot terdapat populasi kecil sel-sel yang tidak berdiferensiasi (seperti yang dijumpai pada masa perkembangan mudigah), yaitu mioblas. Sewaktu sebuah serat otot rusak, sekelompok mioblas melakukan fusi untuk mengganti otot tersebut dengan membentuk sebuah sel besar berinti banyak yang segera mulai mensintesis dan menyusun perangkat intrasel khas untuk otot. Pada cedera luas, mekanisme yang terbatas ini tidak cukup untuk mengganti semua serat yang hilang, lalu serat-serat yang tersisa sering mengalami hipertrofi sebagai kompensasinya.

Perbedaan antara atrofi dan hypoplasia

         Hipoplasia adalah organ tubuh yang kecil dan tidak pernah mencapai ukuran yang normal, karena ada gangguan didalam perkembangannya. Misalnya orang China, di mana sejak kecil mereka sudah dibiasakan sepatu besi, sehingga kaki mereka kecil tidak pernah mencapai ukuran yang normal.

 Jelaslah bahwa antara atrofi (seperti yang sudah dijelaskan diatas) dan hipoplasia terdapat perbedaan, di mana pada atrofi pengecilan jaringan tubuh terjadi karena pengecilan sel-sel parenkhim setelah jaringan tubuh tersebut mencapai ukuran normal. Sedangkan pada hipoplasia pengecilan terjadi karena gangguan didalam perkembangannya sehingga tidak pernah mencapai ukuran normal.

Daftar Pustaka
Guyton AC and hall.JE.2006.Textbook of Medical Physiology.11th ed.Elsevier Inc,Philadelphia
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Penerjemah: Brahm U.P.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. h. 235-7.


Share this

0 Comment to "PEMBESARAN DAN PENGECILAN OTOT"

Post a Comment