Pengeluaran CO2
penting. Bila
PCO2
(hypercapnea)
·
à asidosis
·
menekan SSP à confusion, koma, kematian.
CO2
diproduksi pada pernapasan sel (cellular
respiration).
·
Daya larut CO2 dalam cair tubuh
> O2.
·
Hanya 7% CO2 yang diangkut darah
vena dalam bentuk terlarut.
·
93% berdifusi ke dalam eritrosit :
70% à ion bikarbonat (HCO3-) di eritrosit à ke plasma terlarut
23% terikat pada Hb à Hb-CO2 (carbaminohemoglobin)
·
Tujuan perubahan CO2 à bikarbonat :
- Sebagai cara pengangkutan CO2 dari sel ke
paru.
- Sebagai penyangga (buffer) untuk menstabilkan
pH tubuh.
c.a.
CO2 + H2O
<------> H2CO3 <------> H+ + HCO3-
c.a. = carbonic
anhydrase, enzim yang banyak pada eritrosit.
HCO3- keluar dari
eritrosit, ditukar dengan ion Cl- (antiport). Ini untuk
mempertahankan muatan listrik sehingga tak mengganggu potensial membran.
HCO3- merupakan buffer utama ekstraseluler.
Hb + H+ à Hb-H. Disini Hb
sebagai buffer pH pula. Bila PCO2
darah amat tinggi, buffer Hb tak
memadai à H+
à Respiratory
acidosis.
H+ dan HCO3-
keluar dari eritrosit à CO2 baru
dari plasma masuk ke eritrosit. Bila PCO2 plasma turun à CO2 keluar dari sel.
Ikatan Hb dengan H+ dan CO2
akan mengurangi kemampuan Hb mengikat O2 (Lihat kurva saturasi Hb).
PENGELUARAN CO2 PADA
PARU
PCO2 alveoli lebih rendah
dari plasma di kapiler paru à CO2 difusi
dari plasma ke alveoli à PCO2
plasma ¯ à CO2
keluar dari eritrosit à Reaksi
berbalik.
RESUME
TRANSPORT O2 DAN CO2 SECARA UMUM
REGULASI VENTILASI
Pernapasan merupakan proses
ritmik. Beda dengan jantung yang juga ritmik tapi otot jantung bersifat
autoritmik.
SSP à somatic motor neuron à kontraksi otot pernapasan.
Pada sistem pernapasan kontraksi m. diafragma dan m. intercostalis diawali
dari neuron pada medulla oblongata (central
pattern generator) yang memiliki aktivitas ritmik intrinsik. Diduga berasal
dari neuron pacemaker (belum
teridentifikasi), suatu neuron dengan potensial membran yang tak stabil yang secara periodik mencapai
nilai ambang (threshold).
Prinsip regulasi pernapasan :
1. Medulla : Neuron mengontrol inspirasi dan ekspirasi.
2.
Pons : Mengatur frekuensi dan dalamnya
ventilasi.
3. Ritmis respirasi berasal dari network
yang secara spontan merangsang neuron.
4. Ventilasi dimodulasi oleh berbagai faktor kimiawi dan oleh pusat-pusat otak
yang lebih tinggi.
Central pattern generator sifatnya unik yaitu otomatis
sepanjang hidup tapi dapat dipengaruhi kemauan sampai batas tertentu.
Ritmis respirasi
dipengaruhi oleh input sensoris dari reseptor CO2, O2 dan
H+
Ada 2 nukleus di
medulla oblongata :
1.
Dorsal
respiratory group (DRG) : Inspiratory
neuron à Diafragma +
m.intercosatlis externa.
2.
Ventral
respiratory group (VRG): E neuron (untuk ekspirasi aktif) dan I+
neuron (untuk inspirasi yang lebih dari normal). Inaktif pada respirasi biasa.
Berfungsi pada forced breathing dan
ekspirasi aktif. E neuron mengaktifkan m.intercostalis interna dan otot
abdomen. I+ neuron rangsang otot respirasi aksesori seperti m.sternocleidomastoideus.
Rhytmic breathing
Proses inspirasi
lebh pendek dari proses ekspirasi.
Inspirasi 2 detik à otot respirasi
relaks à ekspirasi
pasif (elastisitas) 3 detik
Pada ekspirasi ada motor neuron yang
aktif untuk kontraksi otot pada saluran napas atas untuk memperlambat aliran
udara keluar.
CO2, O2 DAN pH MEMPENGARUHI VENTILASI
CO2 perangsang utama ventilasi. O2 dan pH perannya lebih kecil.
Chemoreceptor :
·
Peripheral
chemoreceptor:
pada carotid dan aortic bodies
memantau konsentrasi O2, pH dan PCO2 plasma.
·
Central
chemoreceptor
di SSP bagian ventral permukaan medulla: Memantau komposisi dan konsentrasi CO2
cairan serebrospinal.
Peripheral chemoreceptor: Carotid dan
aortic bodies
Chemoreceptornya sensitif pada PO2
¯, pH ¯
dan PCO2 . à Potensial aksi pada neuron sensoris ke batang otak à ventilasi .
·
Pada keadaan normal O2
tak begitu penting untuk memodulasi ventilasi. Ventilasi baru
terangsang bila PO2 < 60 mm Hg (ketinggian 3000 m atau pada chronic obstructive pulmonary disease,
COPD).
·
Lebih responsif pada pH ¯
dan PCO2
Sel Glomus, sel pada carotid bodies sebagai chemoreceptor, memiliki K-channels (KO2
channels) sebagai sensor O2. Sensor + O2 à channel tetap terbuka à ion K keluar
sel à
hiperpolarisasi. Bila tanpa/kurang O2 di plasma à channel tertutup à
permeabilitas ion K ¯ à depolarisasi sel à ion Ca masuk sel à eksositosis vesikel
berisi dopamin à potensial
aksi pada neuron sensoris à pusat
respirasi à ventilasi .
Central Chemoreceptor
Kontrol kimia terpenting adalah CO2
Central chemoreceptor memonitor CO2 pada cairan cerebrospinal
Meskipun dikatakan central
chemoreceptor mempunyai respons terhadap CO2, sebenarnya
direspons oleh perubahan pH pada cairan serebrospinal.
CO2 + H2O <-----> H+ + HCO3-
PCO2 à H+ à merangsang refleks chemoreceptor à ventilasi
pH plasma tak dapat mempengaruhi central
chemoreceptor secara langsung karena H+ bebas tak dapat menembus
blood-brain barrier (sawar darah
otak).
Bila PCO2
beberapa hari à ventilasi ¯ (adaptasi). Mekanismenya belum jelas, mungkin karena blood-brain barrier mulai meng-transport
ion bikarbonat ke cairan serebrospinal à sebagai buffer à H+ ¯.
PENGARUH HIGHER BRAIN CENTERS PADA POLA VENTILASI
Hipotalamus dan
cerebrum dapat mengubah aktivitas central pattern generator dan mengubah
frekuensi dan dalamnya ventilasi. Pusat otak yang lebih tinggi tak diperlukan
untuk ventilasi. Biarpun batang otak di
atas pons rusak, respirasi normal.
·
Stimulasi sistem limbik dapat mempengaruhi
respirasi. Emosi, rasa takut dan excitement
mempengaruhi frekuensi dan dalamnya pernapasan.
·
Kita dapat mengubah
pola respirasi sementara, tapi tak dapat melawan chemoreceptor reflex. Contoh: tahan napas à PCO2 di darah dan cairan
serebrospinal à meng aktifkan chemoreceptor reflex
à terpaksa bernapas.
MECHANORECEPTOR
REFLEX
Terdapat refleks
protektif terhadap kerusakan fisik atau iritasi saluran napas dan inflasi
berlebihan paru :
·
Hirupan partikel atau gas yang merusak à merangsang irritant receptor pada mukosa jalan
napas à melalui
neuron sensoris ke SSP à neuron
parasimpatik yang meng-inervasi otot polos bronchioli à bronchokonstriksi.
·
Batuk dan bersin
·
Hering–Breuer
inflation reflex cegah over-ekspansi paru yang berlebihan saat latihan
berat. Bila volume tidal > 1 liter à stretch receptor à sinyal ke batang otak à inspirasi diakhiri.
Daftar Pustaka Rujukan :................
(hubungi : WA.085241680638)
Sumber : Mata Kuliah IKesor Dep. FAAL FK UNAIR Angk.2012)
0 Comment to "TRANSPORT CO2 "
Post a Comment