Apa Itu Rongga Pleura ?????
Rongga pleura terisi
beberapa ml (3 ml) cairan pleura yang berfungsi :
1. Licin, mengurangi gesekan antar pleura.
2.
Mempertahankan paru tetap rapat pada dinding thoraks
Bayangkan dua lembar kaca dengan
cairan diantaranya : Dapat bergeser tapi sulit dipisahkan..
COMPLIANCE DAN ELASTANCE PARU
Compliance paru
Compliance
(stretchability) = Kemampuan paru untuk teregang = Daya kembang.
- Menunjukkan
hubungan perubahan volume paru dan tekanan yang menyebabkan perubahan
ΔV
- C =
------- à
Perubahan volume paru akibat satu unit perubahan tekanan
ΔP
- Compliance berpengaruh
pada Vital Capacity. Makin besar
C à VC >
- Compliance paru yang
tinggi à lebih
mudah teregang
- Compliance paru yang
rendah à otot
pernapasan butuh lebih banyak enersi untuk meregangkannya.
Compliance yang rendah
dapat disebabkan oleh :
- Inelastic
scar tissue pada fibrotic
lung disease (fibrosis). Udara yang mengandung partikel inorganik
(debu asbes, batubara, silicon dll) à
fagosistosis oleh makrofag à sekresi
growth factor à
rangsang fibroblast hasilkan kolagen yang tak elastis).
- Produksi surfaktan pada alveoli
tak adekuat.
Elastance paru
Elastance
(Elasticity) :
kemampuan untuk kembali ke keadaan semula
Contoh : Elastic waistband yang baru dan lama.
Balon karet dan kantong plastik yang ditiup lalu dikempiskan.
- Emphysema : serat elastin pada jaringan paru rusak à Compliance (mudah teregang
saat inspirasi), elastance ¯ (sukar balik
asal pada ekspirasi)
- Restrictive
lung disease : Paru kaku. Compliance
¯. Butuh
enersi >
Konsep :
Compliance dan elastance membentuk keseimbangan gaya
dalam paru yang disebut dengan gaya recoil.
Gaya recoil merupakan resultante dari
compliance dan elastance.
·
Bila recoil meningkat maka paru akan sulit
mengembang, volume paru menurun yang ditandai dengan periode inspirasi yang
memendek à sesak inspirasi. Sering didapatkan pada paru yang mengalami fibrosis,
seperti : pneumonia dan TBC
·
Bila recoil menurun maka paru akan mudah
mengembang, volume paru meningkat yang ditandai dengan periode inspirasi yang
memanjang. Paru teregang hebat dengan volume gas yang membebani paru untuk
segera dikeluarkan saat ekspirasi à gangguan/sesak saat ekspirasi.
Sering didapatkan pada paru yang mengalami proses kronis atau penuaan, seperti
: emphysema
·
Recoil membatasi periode inspirasi dan mencegah overstretching paru
SURFAKTAN
MENGURANGI KERJA NAPAS
Fakta : Paru berisi udara lebih sulit mengembang dari paru berisi cairan
fisiologis. Ini karena tegangan permukaan (surface
tension) yang disebabkan oleh lapisan cairan tipis antara udara dan sel
alveolus. Tegangan permukaan ini timbul karena adanya ikatan
hydrogen antar molekul air. Permukaan molekul tertarik pada molekul air lainnya
di samping dan di bawahnya, tapi tidak pada udara. Contoh: Tetes air cenderung
menjadi bulat. Bila air dalam bentuk gelembung melapisi alveoli, ada tegangan
permukaan yang menuju ke pusat gelembung. Tegangan permukaan yang tinggi mempersulit alveoli teregang
Surfaktan :
·
Adalah bahan yang dihasilkan paru (sel
alveolar tipe II) yang mengurangi daya tarik antar molekul air à tegangan permukaan ¯
pada alveoli à cegah
alveoli kolaps.
·
Surfaktan mengandung lipoprotein seperti dipalmitoylphosphatidylcholine.
·
Konsentrasinya pada
alveoli kecil > alveoli besar à tegangan permukaan > kecil
·
Surfaktan à tenaga untuk pernapasan ¯.
·
Mulai diproduksi pada minggu ke 25 fetus,
mecapai normal pada minggu ke 32
(8 minggu sebelum
lahir). Bayi prematur yang surfaktannya belum cukup menderita newborn respiratory distress syndrome
(NRDS). Alveoli cenderung kolaps, sukar dikembangkan (compliance ¯). 50% bisa
meninggal tanpa terapi yang memadai.
TAHANAN JALAN NAPAS
R = Lh/r4
L = Length
h = Viskositas
r = radius
·
Viskositas udara biasanya konstan. Pada ruang
sauna yang penuh uap à viskositas
udara à R
à napas lebih berat.
·
Hampir 90% tahanan jalan napas ada pada
trachea & bronchi. Tahanannya konstan karena ‘kaku’ (ada kartilago).
Penumpukan mucus (lendir) akibat alergi dan infeksi berpengaruh terhadap
tahanan jalan napas.
·
Bronchioli pada keadaan normal tak
mempengaruhi tahanan jalan napas karena total penampangnya (total cross-sectional area) 2000 x
trachea. Karena merupakan saluran yang dapat kolaps à bisa bronchokonstriksi à R .
Bronchioli dikontrol
oleh sistem saraf dan hormon :
·
CO2 sebagai
parakrin. CO2 yang pada udara ekspirasi à bronchodilatasi.
·
Histamin à bronchokonstriksi. Kerusakan jaringan/alergi à histamin (oleh sel mast).
·
Iritan à Rangsangan
parasimpatis à
bronchokonstriksi.
·
Simpatis à epinefrin à ada reseptor
b2 à bronchodilatasi. Exercise à epinefrin . Dipakai
untuk terapi asma.
Kecepatan
aliran udara pada jalan napas
F = DP/R
F = Flow, DP
= Presssure gradient, R = Resistance
Flow berkurang
bila resistance meningkat
VOLUME
DAN KAPASITAS PARU
Fungsi respirasi
dapat diamati dan dievaluasi melalui pengukuran volume dan kapasitas paru.
Volume
paru
meliputi :
1.
Tidal volume (TV) atau disebut juga dengan volume pasang surut, yaitu volume udara yang
diinspirasikan dan diekspirasikan saat bernapas biasa. TV menggambarkan secara
sekilas kondisi respirasi seseorang.
2. Inspiratory
reserve volume (IRV) atau disebut juga dengan volume cadangan
inspirasi, yaitu volume udara inspirasi tambahan saat bernapas dengan
sekuatnya.
3. Expiratory reserve volume (ERV) atau volume cadangan ekspirasi, yaitu volume udara ekspirasi
tambahan saat bernapas dengan sekuatnya..
4. Residual
volume
(RV). volume udara yang tersisa di dalam paru setelah ekspirasi sekuatnya.
5. Volume dead space (ruang mati), yaitu
bagian yang tak ikut pertukaran gas adalah 150 ml. Secara anatomi, dead space meliputi jalan napas dari
hidung sampai bronchioli terminalis. Sedangkan secara fungsi atau faali, dead space meliputi bagian yang lebih
besar, antara lain : dead space
anatomi ditambah alveoli tanpa kapiler, dengan kapiler tertutup dan aliranya
kurang. Volume fungsional dead space lebih ± 1 liter dari anatomical dead space.
Catatan: Khusus
RV dan dead space tidak terukur pada
pemeriksaan spirometri, Pengukuran RV dan dead
space membutuhkan analisis gas helium (metode helium dilution) atau nitrogen (metode nitrogen washout).
Kapasistas paru adalah jumlah dari 2 atau lebih volume paru, meliputi:
1. Inspiratory capacity (IC) ,
merupakan jumlah udara yang dapat dihirup mulai dari akhir ekspirasi biasa
hingga insipirasi maksimal. IC = TV + IRV
2. Vital capacity (VC), merupakan
volume udara maksimal yang dapat dihirup dan dihembuskan secara maksimal. VC =
TV + IRV + ERV. VC menunjukkan ada tidaknya gangguan restriksi (pengembangan paru) pada
fungsi ventilasi paru. VC
dipengaruhi oleh :
·
Seks (Laki > perempuan)
·
Tinggi badan : Makin
tinggi à VC
·
Umur sampai 21 th tiap Umur
à VC,
namun setelah 21 th tiap Umur à VC¯
·
Posisi pengukuran
(Berdiri > duduk > tidur)
·
Kekuatan otot pernapasan
·
Compliance :
Compliance (recoil) à VC
·
Penumpukan darah di paru
(decompensatio cordis)
VC tidak dipengaruhi oleh berat badan.
3. Functional
residual capacity (FRC), merupakan sejumlah
udara yang tertinggal di dalam paru setelah bernapas biasa. FRC = ERV + RV
4. Total lung capacity (TLC) merupakan volume
udara maksimal yang dapat mengisi dan mengembangkan paru saat bernapas
maksimal. TLC = VC + RV = ± 5800 ml.
Catatan : Kapasitas paru
yang tak terukur dengan metode spirometri
meliputi kapasitas
paru yang memiliki unsur RV, seperti : FRC dan TLC
paru yang memiliki unsur RV, seperti : FRC dan TLC
Volume dan kapasitas paru pada wanita lebih kecil 20-25 % dari pada pria,
dan lebih besar pada atlit daripada non atlit.
Pengukuran
Pengukuran volume dan
kapasitas paru menggunakan sebuah metode yang disebut spirometry. Konsepnya adalah bagaimana memindahkan udara dari dalam
paru untuk diukur volume dan kapasitasnya. Alat yang digunakan disebut dengan
spirometer.
Prinsip kerja
spirometer secara sederhana adalah merekam volume udara yang dipindahkan dari
paru ke spirometer melalui media kertas. Spirometer pertama ditemukan oleh John
Hutchinson pada tahun 1800 an.
Bentuk sederhana
spirometer adalah terdiri dari sebuah drum yang terbenam di dalam sebuah chamber yang berisi air. Drum berisi udara segar atau oksigen dan
terhubung pada mouthpiece melalui
sebuah tube. Saat orang coba bernapas melalui mouthpiece, drum akan
bergerak naik dan turun. Gerakan inilah yang akan direkam melalui kertas yang
berputar.
FREKUENSI DAN DALAMNYA
PERNAPASAN MENENTUKAN EFISIENSI PERNAPASAN
Total pulmonary ventilation (minute
volume) = Frekuensi napas x TV = 12 x 500 ml = 6000 ml/menit.
·
Ini merupakan indikator
banyaknya udara segar yang mencapai alveoli.
·
Tidak semua udara
inhalasi dapat mencapai permukaan alveoli karena ada trachea dan bronchi yang
tak berfungsi untuk pertukaran gas à dead space 150 ml.
·
Dari 500 ml udara yang
masuk, hanya 350 ml yang merupakan udara segar.
Alveolar ventilation : Jumlah udara segar yang mencapai alveoli per menit
= Frekuensi napas x (TV – Dead space)
= 12 x (500 –
150) = 4200 ml/menit
Maximum voluntary ventilation : Bernapas sedalam dan secepat mungkin à bisa 170 l/menit.
VENTILASI DAN ALIRAN DARAH ALVEOLAR DALAM KESEIMBANGAN
Kapiler pada paru tak lazim karena dapat kolaps. Bila tekanan darah yang
melalui kapiler lebih rendah dari tekanan tertentu, kapiler menutup, aliran
darah diarahkan pada kapiler lain yang tekanannya lebih besar.
Pada saat istirahat, kapiler di apex paru menutup akibat tekanan
hidrostatik yang rendah tapi kapiler di basis paru tetap terbuka. Pada saat latihan, tekanan darah meningkat, semua kapiler membuka.
UNEVEN
VENTILATION (NON UNIFORM VENTILATION)
Ventilasi alveoli
tergantung dari aliran darah.
·
Pada keadaan berdiri
ventilasi lebih banyak di daerah basis paru dari pada apex.
·
Pada saat berbaring
terlentang, ventilasi terdistribusi ke dorsal dari pada ventral.
·
Ada alveoli yang
masih tertutup pada inspirasi normal.
Daftar Pustaka Rujukan :................
(hubungi : WA.085241680638)
Sumber : Mata Kuliah IKesor Dep. FAAL FK UNAIR Angk.2012)
0 Comment to "RONGGA PLEURA, COMPLIANCE DAN ELASTANCE PARU"
Post a Comment