Sport_Medicine_Online
1. Atrofi fisiologis : alat tubuh yang dapat mengecil atau menghilang sama sekali selama masa perkembangan atau kehidupan . mis: pengecilan kelenjar thymus, ductus omphalomesentricus , ductus thyroglossus.
Pada sumber lain dikatakan bahwa berdasarkan penyebabnya, atrofi dibagi atas :
1. Atrofi Neurogen : akibat dari kelumpuhan saraf mis. pada orang yang lumpuh.
2. Atrofi Vaskuler : akibat dari gangguan sirkulasi darah, mis. pengecilan otak karena arteriosklerosis, pada usia lanjut.
Perbedaan antara atrofi dan hypoplasia
Hipoplasia adalah organ tubuh yang kecil dan tidak pernah mencapai ukuran yang normal, karena ada gangguan didalam perkembangannya. Misalnya orang China, di mana sejak kecil mereka sudah dibiasakan sepatu besi, sehingga kaki mereka kecil tidak pernah mencapai ukuran yang normal.
PENDAHULUAN
Pada manusia, sebagian besar
otot mengandung campuran ketiga jenis serat; presentase tiap-tiap jenis
ditentukan oleh jenis aktivitas yang dilakukan oleh otot yang bersangkutan.
Pada otot-otot yang mengkhususkan diri untuk mempertahankan kontraksi
intensitas rendah dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan, misalnya
otot-otot punggung dan tungkai yang menunjang berat tubuh melawan gaya tarik
bumi, ditemukan serat-serat oksidatif lambat dalam proporsi besar. Dominasi
serat-serat glikolitik cepat dijumpai pada otot-otot lengan, yang beradaptasi
untuk melaukan gerakan-gerakan yang kuat dan cepat misalnya mengangkat benda berat.
Pada keadaan tertentu atau
tujuan tertentu akan dijumpai banyak kasus
atau kejadian yang menyabkan otot mengalami pembesaran dan pegecilan,
dimana keadaan tersebut bisa merupakan keadaan yang diinginkan atau merupakan
komplikasi dari penyakit. Dalam makalah ini penulis akan
membahas tentang kejadian pembesaran dan pengecilan otot.
A.PEMBESARAN OTOT
Ukuran otot dapat ditingkatkan
dengan olahraga berintensitas tinggi, berdurasi singkat, dan anaerobik secara
teratur, misalnya angkat beban. Pembesaran otot terjadi karena dua hal:
hipertrofi (utama) dan hiperplasia (sedikit).
Hipertrofi
Peningkatan diameter dari
serat-serat glikolitik-cepat yang direkrut selama otot berkontraksi kuat.
Sebagian besar serat menebal sebagai akibat peningkatan sintesis filamen aktin
dan miosin, yang memungkinkan peningkatan kesempatan jembatan silang
berinteraksi dan meningkatkan kekuatan kontraktil otot. ( Sherwood , 2001 )
Hipertrofi adalah pembesaran
atau pertambahan massa total suatu otot. Semua hipertrofi adalah akibat dari peningkatan
jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap serat otot, jadi menyebabkan
pembesaran masing-masing serat otot, yang secara sederhana disebut hipertrofi
serat. ( Guyton, 2006)
Peristiwa ini biasanya terjadi
sebagai respon terhadap suatu kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan
maksimal atau hampir maksimal. Bagaimana kontraksi otot yang sangat kuat dapat
menimbulkan hipertrofi? Telah diketahui bahwa selama terjadi hipertrofi,
sintesis protein kontraktil otot berlangsung jauh lebih cepat daripada
kecepatan penghancurnya, sehingga menghasilkan jumlah filamen aktin dan miosin
yang bertambah banyak secara progesif di dalam miofibril. Kemudian miofibril
itu sendiri akan memecah di dalam setiap serat otot untuk membentuk miofibril
yang baru. Jadi, peningkatan jumlah miofibril tambahan inilah yang terutama
menyebabkan serat otot menjadi hipertrofi.
Secara fisiologis, latihan tidak
boleh terjadi hipertrofi. Hal ini dikarenakan bahwa jika terjadi hipertrofi
maka energi yang dibutuhkan semakin besar dan dapat mengakibatkan kelelahan
otot (terjadi penumpukan asam laktat). Semakin banyak asam laktat, konsentrasi
H+ meningkat , dan pH menurun. Peningkatan konsentrasi ion H+ akan menghambat
kegiatan fosfofruktoksinase, enzim yang terlibat dalam glikolisis sehingga
mengurangi penyediaan ATP untuk energi.
Hiperplasia
Sel-sel otot tidak mampu
membelah secara mitosis, tetapi bukti-bukti eksperimental mengisyaratkan bahwa
serat yang sangat membesar dapat terputus menjadi dua di tengahnya, sehingga
terjadi peningkatan jumlah serat (splitting). ( Sherwood, 2001 ).
Perubahan-perubahan adaptif yang
terjadi di otot rangka secara bertahap berbalik ke keadaan semula
dalam periode beberapa bulan apabila program latihan teratur yang menimbulkan
perubahan itu dihentikan.
Hiperflasia adalah pembengkakan
jaringan yang berlebihan. Pada kondisi yang jarang yaitu pada pembentukan
kekuatan otot yang ekstrem, selain proses hipertrofi serat, telah diamati
terjadi juga peningkatan jumlah serat otot yang sesungguhnya, tetapi hanya beberapa
persen saja. Peningkatan jumlah serat ini disebut hiperflasia serat.
Hiperflasia terjadi akibat
rangsangan zat karsinogenik atau bahan kimia yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker karena pembesaran otot yang abnormal. Yaitu adanya mutasi pada otot
(pembelahan mitosis pada otot) sehingga terjadi peningkatan atau penambahan
jaringan. Sel-sel yang berpotensi menyebabkan kanker, dapat berpindah-pindah ke
seluruh tubuh melalui aliran darah dan getah bening (sistem limfatik).
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hiperplasia
:
·
Radiasi : sinar X dan sinar gamma
·
Bahan Kimia : pewarna anilin dan asap rokok
·
Bahan iritan fisik : terjadi pada saluran
pencernaan
·
Genetik
Hiperflasia dapat menyebabkan
terjadinya anemia, karena terjadi angiogenik pada sel-sel kanker, yaitu
pembentukan pembuluh darah baru pada kanker. Sehingga suplai darah yang
dibutuhkan oleh jaringan diseluruh tubuh, diambil dan digunakan untuk mensuplai
kanker.
HIPERTROFI Versus HIPERPLASI
Antara hipertrofi dan
hiperflasia tidak ada hubungan, karena terjadinya hipertrofi akibat dari
kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal (secara nomal). Otot
akan mengalami pembesaran. Sedangkan hiperflasia, terjadi akibat rangsangan
zat-zat karsinogenik yang dapat menyebabkan timbulnya kanker. Proses terjadinya
hiperflasia dari normal menjadi abnormal. Otot akan mengalami pembelahan secara
mitosis, kemudian mengalami pembesaran.
B.PENGECILAN OTOT / ATROFI
Atrofi adalah
pengecilan dari jaringan tubuh yang telah mencapai ukuran normal. Mengecilnya alat tubuh tersebut terjadi karena sel-sel spesifik yaitu sel-sel
parenchym yang menjalankan fungsi alat tubuh tersebut mengecil. ( Sherwood,
2001 )
Macam - macam atrofi :
1. Atrofi fisiologis : alat tubuh yang dapat mengecil atau menghilang sama sekali selama masa perkembangan atau kehidupan . mis: pengecilan kelenjar thymus, ductus omphalomesentricus , ductus thyroglossus.
2. Atrofi Senilis : mengecilnya alat tubuh pada orang yang sudah
berusia lanjut (aging process).
3. Atrofi setempat (local atrophy) : atrofi setempat akibat
keadaan-keadaan tertentu.
4. Atrofi inaktifitas (Disuse atrophy) : atropi yang terjadi
akibat in aktifitas otot-otot yang mengakibatkan
otot-otot tersebut mengecil. Mis. pada kelumpuhan otot akibat hilangnya persarafan
seperti pada poliomyelitis (atrophy neurotrofik).
5. Atrofi Desakan (pressure atrophy) : yang terjadi karena
desakan yang terus-menerus atau desakan untuk
wakru yang lama dan mengenai suatu alat tubuh atau jaringan mis:
• Atrofi desakan fisiologis : pada gusi akibat
desakan gigi yang mau tumbuh (pada anak-anak).
• Atrofi desakan patologis : pada sternum akibat
aneurisma aorta. Pelebaran aorta di daerah
substernal akibat syphilis. Akibat desakan yang tinggi dan terus menerus
mengakibatkan sternum menipis.
6. Atrofi Endrokin : terjadi pada alat tubuh yang
aktifitasnya bergantung pada rangsang
hormon.
Pada sumber lain dikatakan bahwa berdasarkan penyebabnya, atrofi dibagi atas :
1. Atrofi Neurogen : akibat dari kelumpuhan saraf mis. pada orang yang lumpuh.
2. Atrofi Vaskuler : akibat dari gangguan sirkulasi darah, mis. pengecilan otak karena arteriosklerosis, pada usia lanjut.
3. Disuse Atrofi : akibat dari tidak dipergunakan dalam waktu
yang lama, mis. pada orangsakit yang harus
berbaring lama di tempat tidur.
4. Atrofi Endokrin : akibat dari pengaruh hormon, mis.
pengecilan payudara pada wanita lanjut karena produksi hormon yang berkurang.
Sumber lain lagi menyebutkan
adanya Disuse atrophy dan Denervasi Atropy adalah cara suatu atropi
bisa terjadi. ( Sherwood, 2001 )
Disuse atrophy
Atrofi
otot rangka adalah perubahan akibat tidak digunakan, seoerti immobilisasi,denervasi,,
aging, dan berbagai penyakit dan stress. Karakteristiknya berkurangnya proteinkonten, diameter serat, gaya yang dihasilkan, dan kethanan terhadap
kelelahan.. terjadi akibatdegradasi protein lajunya lebih cepat daripada
sintesisnya.berbagai jalur persinyalan menujuatrofi telah dipelajari,
diantaranya jalur persinyalan myostatin, protein famili TGF,ekspression
meningkat pada beebrapa kasus atrfi, glukokortikoidmenginduksi
proteolisisprotein otot
Terjadi jika suatu otot tidak
digunakan dalam jangka waktu lama walaupun persarafannya utuh, seperti ketika
seseorang harus menggunakan gips atau berbaring untuk jangka waktu lama.
Atrofi denervasi
Terjadi setelah pasokan saraf ke
suatu otot terputus. Apabila otot dirangsang secara listrik
sampai persarafan dapat dipulihkan, seperti pada regenerasi saraf perifer yang
terputus, atrofi dapat dihilangkan tetapi tidak dapat dicegah seluruhnya.
Aktifitas kontraktil itu sendiri jelas berperan penting dalam mencegah atrofi;
namun, faktor-faktor yang belum sepenuhnya dipahami yang dikeluarkan
dari ujung-ujung saraf aktif, yang mungkin terkemas bersama dengan
vesikel asetilkolin, tampaknya berperan penting dalam integritas dan
pertumbuhan jaringan otot.
Apabila suatu otot mengalami
kerusakan, dapat terjadi perbaikan secara terbatas, walaupun sel-sel otot tidak
dapat membelah diri secara mitosis untuk menggantikan sel-sel yang hilang. Di
dekat permukaan otot terdapat populasi kecil sel-sel yang tidak berdiferensiasi
(seperti yang dijumpai pada masa perkembangan mudigah), yaitu mioblas. Sewaktu
sebuah serat otot rusak, sekelompok mioblas melakukan fusi untuk mengganti otot
tersebut dengan membentuk sebuah sel besar berinti banyak yang segera mulai
mensintesis dan menyusun perangkat intrasel khas untuk otot. Pada cedera luas,
mekanisme yang terbatas ini tidak cukup untuk mengganti semua serat yang
hilang, lalu serat-serat yang tersisa sering mengalami hipertrofi sebagai
kompensasinya.
Perbedaan antara atrofi dan hypoplasia
Hipoplasia adalah organ tubuh yang kecil dan tidak pernah mencapai ukuran yang normal, karena ada gangguan didalam perkembangannya. Misalnya orang China, di mana sejak kecil mereka sudah dibiasakan sepatu besi, sehingga kaki mereka kecil tidak pernah mencapai ukuran yang normal.
Jelaslah bahwa antara atrofi (seperti yang sudah
dijelaskan diatas) dan hipoplasia terdapat perbedaan, di mana pada atrofi
pengecilan jaringan tubuh terjadi karena pengecilan sel-sel parenkhim setelah
jaringan tubuh tersebut mencapai ukuran normal. Sedangkan pada hipoplasia
pengecilan terjadi karena gangguan didalam perkembangannya sehingga tidak
pernah mencapai ukuran normal.
Daftar
Pustaka
Guyton AC and
hall.JE.2006.Textbook of Medical Physiology.11th ed.Elsevier
Inc,Philadelphia
Sherwood, Lauralee. Fisiologi
Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Penerjemah: Brahm U.P.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2001. h. 235-7.
0 Comment to "PEMBESARAN DAN PENGECILAN OTOT"
Post a Comment