Sport_Medicine_Online
Efek
utama hormone aldosterone adalah pada keseimbangan Na+ dan K+ serta homeostasis
tekanan darah. tempat kerja utama aldosteron adalah di tubulus distal pada ginjal,
disini hormone aldosterone akan bekerja dalam mendorong retensi pada Na+ dan
meningkatkan eliminasi K+ sewaktu waktu pada saat proses pembentukan urine.
oleh faktor yang berkaitan dengan penurunan Na+ dan tekanan darah serta
stimulasi langsung korteks adrenal oleh peningkatan konsentrasi K+ plasma.
dalam kerjanya, hormone aldosterone termasuk dalam bagian sistem renin –
angiotensin – aldosterone yang meregulasi volume darah dan tekanan darah.
ALDOSTERON, RAAS SYSTEM DAN AKTIVITAS FISIK
Oleh
:
Aminuddin
011214553004
Amir Chamdani 011214553009
Taufiq
Widyabakti 011214553013
Dony Ardy Kusuma 011214553014
BAB
1
PENDAHULUAN
Korteks adrenal menghasilkan beberapa hormon
steroid, yang paling penting adalah kortisol, aldosteron dan androgen adrenal. Korteks
adrenal terdiri dari daerah yang secara anatomi dapat dibedakan yaitu lapisan luar zona glomerulosa,
merupakan tempat dihasilkannya mineralokorticoid (aldosterone), lapisan tengah zona
fasciculata pada lapisan tengah, dengan tugas utama
sintesis glukokortikoid, terutama diatur oleh ACTH dan lapisan dalam zona reticularis,
tempat sekresi androgen adrenal (terutama dehydroepiandrostenedion (DHEA) juga glukokortikoid
(kortisol and corticosteron).
Aldosteron adalah mineralokortikoid
terpenting, mengatur keseimbangan air dan elektrolit melalui pengendalian kadar
natrium dan kalium dalam darah Sekresi aldosteron diatur oleh kadar natrium
darah, tetapi terutama oleh mekanisme renin-angiotensin. Peningkatan
konsentrasi kalium yang rendah dapat menyebabkan beberapa kali peningkatan
aldosterone beberapa kali. Dan juga aktivasi dari system renin-angiotensin,
biasanya sebagai efek dari berkurangnya aliran darah ke ginjal, dapat
menyebabkan peningkatan sekresi aldosterone yang besar. Selanjutnya
Aldosteron akan bekerja di ginjal dengan membantu ginjal mengeluarkan kelebihan
ion kalium, meningkatkan volume darah dan tekanan arteri, jadi mengembalikan sistem renin-angiotensin
dalam keadaan normal.
Sedikit
penelitian yang membahas tentang keadaan aldosterone pada saat beraktifitas
fisik, diyakini erat kaitannya peningkatan aldosterone pada peningkatan tekanan
darah dan berkurangnya volume cairan dalam darah. Ini menjadi penting untuk
dibahas tentang keadaan aldosteron dikarenakan kerjanya yang mengatur
keseimbangan cairan tubuh yang dimana cairan tubuh itu sendiri menjadi faktor
yang penting pada saat kita melakukan aktifitas fisik.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Hormon Aldosterone
Aldosterone merupakan
hormone utama dari mineralkortikoid, di keluarkan oleh kelenjar adrenal bagian
luar yang disebut dengan korteks adrenal.
Aldosterone termasuk dalam hormone steroid karena struktur utamanya yang
terdiri dari unsur kolesterol. Hormone ini berdifusi dengan mudah ke dalam
membrane sel, baik dari sel asal atau ke target organ.
Gambar 2.1
Lapisan pada adrenal korteks
Korteks adrenal terdiri
atas 3 lapisan atau zona, yaitu zona glomerusa – lapisan terluar, zona
fasikulata – lapisan tengah dan yang terbesar, dan zona retikularis – lapisan
paling dalam. Aldosterone secara eksklusif diproduksi di zona glomerusa, semua
hormone adrenol korteks bersifat lipofilik artinya diangkut ke dalam darah
dalam keadaan terikat ke protein plasma terutama albumin.
2
|
2.2 Sistem Renin – Angiotensin – Aldosterone
Hormon aldosterone
dalam kerjanya sebagai regulator absorpsi natrium dan meningkatkan
sekresi kalium. Sistem renin – angiotensin – aldosterone merupakan
suatu sistem yang melibatkan hormone aldosteron, renin dan angiotensin yang
berfungsi untuk mengatur tekanan darah dan volume cairan tubuh. Dalam mekanisme
ini terdapat beberapa hormone diantaranya adalah :
1. Renin
:
suatu
hormone enzimatik yang dikeluarkan ginjal, renin dikeluarkan ke dalam darah
dalam merespon terhadap NaCl , volume cairan ekstraselular dan tekanan darah.
2. Angiotensin
:
merupakan
bentukan dari angiotensinogen yang di sekresi oleh hati, angiotensinogen akan dirubah kedalam bentuk
angiotensin I oleh renin. Angiotensin I memiliki sifat vasokonstriktor yang
ringan tetapi dapat bertahan lama dalam darah. Setelah itu angiontensin I akan
diubah ke angiotensin II oleh angiotensin
converting enzyme yang diproduksi di paru. Angiotensin II merangsang
korteks adrenal untuk mengeluarkan hormone aldosterone
3. Aldosterone
:
sebagai regulator keseimbangan Na+ dan K+
serta homeostasis tekanan darah, retensi Na+ yang terjadi akibat aldosterone
menimbulkan efek osmotik yang menahan lebih banyak H2O pada cairan
ekstraselular.
Mekanisme kerja dari sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron dapat dimulai dari rangsangan penurunan volume darah (contohnya kekurangan cairan) atau tekanan darah (contohnya saat terjadi pendarahan). Hal ini akan merangsang ginjal untuk mengsekresi renin yang akan dilepaskan ke dalam sirkulasi darah dan bertemu dengan angiotensinogen yang disekresi oleh hati. angiotensin akan berubah menjadi angiotensin I setelah itu bertemu dengan Angiotensin converting enzyme (ACE) yang dihasilkan di endotel pembuluh paru yang akan berubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II akan menyebabkan beberapa efek, yaitu :
Mekanisme kerja dari sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron dapat dimulai dari rangsangan penurunan volume darah (contohnya kekurangan cairan) atau tekanan darah (contohnya saat terjadi pendarahan). Hal ini akan merangsang ginjal untuk mengsekresi renin yang akan dilepaskan ke dalam sirkulasi darah dan bertemu dengan angiotensinogen yang disekresi oleh hati. angiotensin akan berubah menjadi angiotensin I setelah itu bertemu dengan Angiotensin converting enzyme (ACE) yang dihasilkan di endotel pembuluh paru yang akan berubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II akan menyebabkan beberapa efek, yaitu :
1. Vasokontriksi
di seluruh tubuh terutama di artetiol yang akan meningkatkan tahanan perifer
total sehingga terjadi peningkatan tekanan arteri.
2. Menurunkan
ekskresi garam dan air sehingga meningkatkan volume ekstra sel yang
menyebabakan peningkatan tekanan arteri juga.
3. Merangsang
sekresi aldosteron di kelenjar adrenal yang meningkatkan reabsorpsi garam dan
air oleh ginjal
4. Dan,
merangsan susunan saraf pusat untuk menjadi haus sehingga kelenjar pituitary
posterior mengeluarkan hormone vasopressin (ADH) yang akan menstimulasi
reabsorpsi air dan peningkatan rangsangan simpatis untuk peningkatan curah
jantung.
2.3 Hormon Aldosterone dan aktifitas fisik
Hormon aldosteron dalam
kerjanya tidak terlepas dari sistem renin – angiotensin – aldosterone. Sistem
Renin – Angiotensin – aldosterone mempunyai peranan utama dalam meregulasi
respon fisiologis dan adaptasi dari keseimbangan cairan elektrolit sebagaimana
yang terjadi pada fungsi kardiovaskular pada saat beraktifitas fisik. Sedikit
penelitian yang membahas tentang keadaan sistem renin – angiotensin –
aldosterone dan aktifitas fisik. Yang terdapat dalam literatur yang beredar
adalah kadar aldosterone akan meningkat seiring dengan intensitas latihan yang
dilakukan oleh sampel.
Dalam literature oleh Buono &
Staesen dikatakan bahwa peningkatan konsentrasi aldosteron terjadi secara
lambat untuk 2 penyebab , yang pertama adalah adanya stimulus angiotensin II,
dan yang kedua adalah respon yang meningkatkan aldosteron itu sendiri yang
terjadi setelah beberapa rangkaian dalam sistem renin – angiotensin –
aldosteron.
Penelitian lain yang
dilakukan oleh Perrault yang melakukan aktifitas fisik jangka pendek dengan
intensitas 67% dari VO2max menggunan ergocycle mengatakan bahwa dengan
intensitas yang tetap akan terjadi peningkatan plasma aldosteron seiring dengan
durasi latihan yang semakin meningkat.
Peningkatan juga terjadi pada
konsentrasi renin dan angiotensin. Dikutip dari Scott & Edward dibuktikan
bahwa terjadi peningkatan pada ketiga hormone dalam sistem sistem renin –
angiotensin – aldosteron
Pelepasan dari aldosterone pada saat beraktifitas fisik
dipengaruhi dari intensitas pada saat aktifitas fisik, dalam satu penelitian
oleh Penelitian oleh Montain 1997. melakukan aktifitas fisik intensitas rendah
selama 20 menit, peningkatan sebanyak 12%, intensitas sedang,peningkatan
sebanyak 50%, intensitaa berat, peningkatan 75% sampai 80%. Mekanisme ini
nampakanya berhubungan dengan sistem saraf simpatis dan catecholamine.
Aktifitas fisik menyebabkan peningkatan aktifitas simpatis – catecholamine, hal
ini bisa mengakibatkan aktifnya beta adenoreceptors pada pembuluh arteri di
ginjal, sehingga arteri menjadi vasokontriksi dan mengurangi aliran darah ke
ginjal, hal ini mengakibatkan tekanan darah naik dan merangsang produksi renin
oleh ginjal yang berujung pada meningkatnya aldosterone.
pada aktivitas jangka pendek, konsentrasi angiotensin
lebih tinggi daripada konsentrasi aldosterone dikarenakan sekresi renin pada
ginjal dan pada aktivitas jangka panjang sekresi aldosterone akan lebih
tinggi dibandingkan angiotensin, ini diakibatkan keseimbangan cairan tubuh yang
terganggu ( dehidrasi ).
BAB 3
KESIMPULAN
Aldosterone di sekresi oleh adrenal korteks untuk meregulasi konsentrasi
Na+ dan K+ di dalam tubuh. ini dilakukan untuk menjaga homeostasis cairan dalam
tubuh. dalam kerjanya. Aldosterone berhubungan dalam suatu sistem berupa sistem
renin – angiotensin. Sistem gabungan ini saling berikatan satu sama lain dalam
menjaga regulasi cairan dan tekanan darah dalam tubuh.
Dalam hubungan dengan aktifitas fisik. Peningkatan baik
kadar aldosteron – renin dan angiotensin sejalan dengan peningkatan pada
latihan baik pada intensitas beban maupun durasi pada saat latihan. Perbedaan
yang terjadi hanya pada kadar angiotensin yang lebih tinggi daripada aldosteron
pada saat aktifitas jangka pendek dan pada saat beraktifitas jangka panjang,
peningkatan aldosteron lebih tinggi ini dipercaya akibat ketidakseimbangan pada
cairan tubuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Buono MJ. Yeager JE.1991. Increases in aldosterone precede those of
cortisol during graded exercise. J. sports Med Phys Fitness.
Garret William
E. 2000. Exercise and Sport Science.
Lippicott Williams and wilkins.
Guyton
AC and Hall JE. 2006. Textbook of Medical
Physiology. 11th ed. Elsevier Inc, Philadelphia.
Hernawati, Sistem
renin-angiotensin-aldosteron : perannya dalam pengaturan tekanan darah dan
hipertensi. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Artikel tidak dipublikasi.
H. Perrault, M. Cantin.1991. Plasma Atriopeptin response to prolonged
cycling in humans. American Physiology Society
Ikawati,
Zullies. 2008. Pengantar Farmakologi
Molekuler. UGM Press. Yogyakarta.
Montain SJ,Laird JE. 1997. Aldosterone and vasopressin responses in the
heat: hydration level and exercise intensity effects. Med Sci Sports Exerc. 29(5):661-8.
Montain SJ, 1997. Aldosterone and vasopressin responses in the
heat: hydration level and exercise intensity effects. Med Sci Sports Exerc. (5):661-8.
Sherwood
L. 2004. Human Physiology From Cells to
System. 5th ed. Thomson Learning Inc, USA.
This info is priceless. How can I find out more?
ReplyDeleteReview my web site: Louboutin Shoes
Hey tҺere! I've bеen following your web siоte foг a long time now and finally got tɦe courage to go ahead and gve you a shout out frοm Kingwood Texas!
ReplyDeleteJust wanted to say keep up the fantastic work!
my web paǥe - Wireless Beats By Dre
I haѵe been brοwsing online more thn 2 hours todaƴ, yet I neever found any interesting article like yours.
ReplyDeleteIt's pretty worth enough for me. In my vіew, if all wеbsite owеrs and bloggers made gokod content aas you did, the internet will bee much mоre useful than ever befoгe.
my site :: mont blanc nyc
Hey there! I'm at work browsing your blog from my new iphone!
ReplyDeleteJust wanted to say I love reading your blog and look forward to all your posts!
Carry on the outstanding work!