Penampilan Fisik Usia Lanjut
Pertambahan umur secara
proporsional pada kelompok 45 tahun atau lebih dan peningkatan secara umum
dalam harapan lamanya orang hidup, merupakan kajian tentang bertambahnya umur.
Pertambahan umur seseorang
berpengaruh terhadap fungsi organ tubuh setelah mencapai puncak kematangan usia
dewasa fungsi organ tubuh mengalami penurunan. Penurunan kemampuan melakukan
aktifitas dan kemampuan kerja menjadi menurun. Penurunan tersebut karena
penyusutan jaringan tubuh secara bertahap, yang meliputi jaringan otot, system
saraf, dan organ-organ vital lainnya. Penurunan fungsi fisiologis neurologis terjadi sesudah berumur 30 sampai 40
tahun dengan irama penurunan yang berbeda untuk setiap orang.
Kemampuan mengangkut sisa-sisa
produksi dalam tubuh juga mengalami penurunan. Integritas system syaraf yang
merupakan unsur vital dalm koordinasi respons muscular juga menurun dan
berakibat menurunnya kemampuan koordinasi gerakan. Kecepan reaksi yang meliputi kecepatan merespon
terhadap rangsangan, waktu reaksi dan waktu gerak mengalami penurunan demikian
pula persepsi kinestetik yang merupakan rasa gerak untuk mengetahui posisi
tubuh dalam gerak juga mengalami penurunan.
Selain penurunan kemampuan
fungsi fisiologi dan neorologis terjadi pula penurunan berbagai kemampuan lain,
seperti:
Ø Penyesuaian diri terhadap proses pemulihan
sesudah bekerja atau berlatih.
Ø Fleksibelitas persendian
Ø Kontrol tubuh
Ø Elastisitas otot
Ø Sensivitas pendengaran
Ø Ketajaman penglihatan
Ø Daya ingat
Keluhan yang sering dialami
orang lanjut usia adalah sukar tidur dan mengalami kekakuan otot maupun
persendian. Sejalan dengan penurunan kemampuan fungsi-fungsi organ-organ
tersebut, maka kemampuan fisik seperti kekuatan, keseimbangan, ketahanan,
kecepatan, dan kelenturan(fleksibilitas) juga mengalami penurunan.
Perubahan-perubahan struktur
dan penurunan fungsi fisiologis secara bersama-sama meningkat setelah umur 30
tahun. Perubahan yang terjadi pada kekuatan dan kemampuan fisik yang lain,
memberikan pengaruh pada kemampuan kerja seseorang. Hasil penelitian tentang
kerja maksimal melalui tes memanjat dengan dua kaki bersama-sama, menujukan
bahwa pencapaian tingkat optimal untuk wanita sekitar umur 25 tahun sedangkan
puncak penampilan kerja pria terjadi sekitar 28 tahun. Setelah penampilan
optimal dicapai oleh kedua jenis kelamin maka terjadi penurunan terus-menerus
dalam rata-rata kerjanya.
Kecepatan pengiriman sari
maknan dan oksigen menuju daerah otot yang sedangkan melakukan aktivitas,
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas dan gerakan sebagai hasil
aktivitas itu sendiri. Semua itu banyak tergantung dari pemompaan darah dari
jantung ke seluruh tubuh. Penurunan secara terus –menerus rata-rata denyut nadi
tertinggi selama kerja maksimal yang terus menerus terjadi sesuai bertambahnya
usia seseorang. Waktu sirkulasi darah memerlukan jangka waktu yang lebih lama
bagi pria umur 70 tahun bila dibandingkan dengan yang baik. Akan tetapi
perbandingan sel-sel darah merah dan volume darah antara pria umur 70 tahun
dengan yang mudah menunjukan perbedaan yang kecil. Selanjutnya dinyatakan bahwa
ukuran badan, volume jantung dan volume darah tidak berhubungan dengan rata-rata
denyat nadi maksimal atau kerja maksimal bagi orang lanjut usia.
Bertambanya usia orang dewasa juga
mempengaruhi sistem pernapasan yang mulai berkurang dalam kapasitas vital,
volume maksimal pernapasan, dan pengambilan oksigen secara maksimal selama
latihan. Penurunan kapasitas vital dari umur 30 ke 80 tahun adalah 40 persen,
sedangkan pengurangan kapasitas maksimal parnapasan hampir 60 persen.
Perubahan-perubahan yang besar terjadi dalam kapasitas total paru-paru, dan
dalam pengeluaran pernapasan sisa pada usia tua.
"Depkes RI. 2003.
Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Depkes :Jakarta"